Misteri Jembatan Gantung Gunung Dubs: Legenda Suster Maria yang Tak Pernah Pergi

oleh -5396 Dilihat
oleh

Kaltimkucom, Balikpapan, 12 Juli 2025 — Di tengah hiruk-pikuk kota Balikpapan yang terus berkembang, ada satu lokasi yang menyimpan kisah menyeramkan dan misterius, tepatnya di Jembatan Gantung Gunung Dubs. Warga sekitar mengenal tempat ini bukan hanya karena pemandangannya yang indah, tetapi juga karena legenda menyeramkan tentang sosok Suster Maria, hantu yang konon menghuni area tersebut sejak puluhan tahun lalu.

Menurut cerita yang diwariskan turun-temurun, Suster Maria adalah seorang biarawati muda yang pernah mengabdikan dirinya di rumah sakit misi sekitar kawasan Gunung Dubs pada masa kolonial. Dikisahkan, ia mengalami kematian tragis dalam sebuah insiden kecelakaan atau dugaan pembunuhan yang hingga kini masih misterius. Jenazahnya konon tidak pernah ditemukan, dan sejak saat itu, penampakan sosok berseragam suster putih sering terlihat di sekitar jembatan, terutama menjelang magrib atau tengah malam.

Beberapa warga mengaku melihat sosok perempuan berpakaian putih melayang di atas jembatan, atau bahkan menumpang motor warga yang melintas sendirian. Ada pula kisah pengemudi yang merasa motornya berat secara tiba-tiba saat melewati jembatan tersebut, lalu mencium aroma bunga melati yang menusuk.

“Waktu itu saya lewat jam 11 malam, motor terasa berat, tapi nggak ada siapa-siapa. Pas lihat spion, kayak ada perempuan duduk di belakang. Saya langsung tancap gas,” cerita Arman, warga Gunung Samarinda.

Meski tak ada bukti ilmiah yang bisa membenarkan kisah tersebut, legenda Suster Maria tetap hidup dalam memori kolektif warga. Bahkan, tempat ini sering menjadi tujuan uji nyali anak-anak muda lokal atau dijadikan konten eksplorasi horor oleh para pembuat video YouTube dan TikTok.

Pemerintah setempat belum mengembangkan lokasi ini sebagai destinasi wisata mistis, namun warga berharap kisah urban legend seperti ini bisa menjadi bagian dari kekayaan budaya lisan Balikpapan.

“Ini bukan soal percaya atau tidak, tapi tentang menjaga cerita-cerita lokal agar tidak hilang,” ujar Riska, pemerhati sejarah dan budaya Balikpapan.(tsa)